KELOMPOK 5
ELITE DAN MASSA
ELITE DAN MASSA
ELITE
Dalam masyarakat tertentu ada sebagian penduduk ikut terlibat dalam kepemimpinan, sebaliknya dalam masyarakat tertentu penduduk tidak diikutsertakan. Berbicara masalah elite adalah berbicara masalah pimpinan.
Pengertian
Dalam pengertian yang umum elite itu menunjuk sekelompok orang yang dalam masyarakat menempati kedudukan tinggi. Dalam arti lebih yang khusus dapat diartikan sekelompok orang terkemuka di bidang-bidang tertentu dan khususnya golongan kecil yang memegang kekuasaan.
Dalam cara pemakaiannya yang lebih umum elite dimaksudkan: "posisi di dalam masyarakat di puncak struktur-struktur sosial yang terpenting, yaitu posisi tinggi di dalam ekonomi, pemerintahan aparat kemiliteran, politik, agama, pengajaran, dan pekerjaan-pekerjaan dinas".
Tipe masyarakat dan sifat kebudayaan sangat menentukan watak elite. Dalam masyarakat industri watak elitenya berbeda sama sekali dengan elite di dalam masyarakat primitif.
Di dalam suatu lapisan masyarakat tentu ada sekelompok kecil yang mempunyai posisi kunci ataumereka yang memiliki pengaruh yang besar dalam mengambil berbagai kebijaksanaan. mereka itu mungkin para pejabat tugas, ulama, guru, petani kaya, pedagang kaya, pensiunan dan lainnya lagi.
Para pemuka pendapat (opinion leader) inilah pada umumnya memegang strategi kunci dan memiliki status tersendiri yang akhirnya merupakan elite masyarakatnya.
Fungsi Elite dalam memegang Strategi.
Dalam suatu kehidupan sosial yang teratur, baik dalam konteks luas maupun yang lebih sempit, dalam kelompok heterogen maupun homogen selalu ada kecenderungan untuk menyisihkan satu golongan tersendiri sebagai satu golongan yang penting, memiliki kekuasaan dan mendapatkan kedudukan yang terkemuka jika dibandingkan dengan massa. Penentuan golongan minoritas ini didasarkan pada penghargaan masyarakat terhadap peranan yang dilancarkan dalam kehidupan masa kirn serta andilnya dalam meletakkan dasar-dasar kehidupan pada masa-masa yang akan datang. Golongan minoritas yang berada pada posisi atas yang secara fungsional dapat berkuasa adan menentukan dalam studi sosial dikenal dengan elite. Elite adalah suatu minoritas pribadi-pribadi yang diangkat untuk melayani suatu kolektivitas dengan cara yang bernilai sosial.
Tujuan yang hendak dicapai haruslah terikat dan merupakan tujuan bersama kepandaian dalam menyesuaikan diri terutama bagi elite baru dapat membantunya secara efektif dalam mengarahkan masyarakat untuk mencapai tujuannya. Sehubungan dengan fungsi yang harus dijalankan oleh elite dalam memegang pimpinan ia harus dapat mengatur strategi yang tepat. Dalam hal ini kita dapat membedakan elite pemegang strategi secara garis besar sebagai berikut :
a) Elite politik (elite yang berkuasa dalam mencapai tujuan. Yang paling berkuasa biasanya disebut elite segala elite).
b) Elite ekonomi, militer, diplomatik dan cendekiawan, (mereka yang berkuasa atau mempunyai pengaruh dalam bidang itu).
c) Elite agama, filsuf, pendidik dan pemuka masyarakat.
d) Elite yanga dapat memberikan kebutuhan psikilogis, seperti : artis, penulis, tokoh film, olahragawan dan tokoh hiburan dan sebagainya.
Elite dari segala elite dapatlah menjalankan fungsinya dengan mengajak para elite pemegang strategi di tiap bidangnya untuk bekerja sebaik-baiknya.
Kecuali itu di manapun juga para elite pemegang strategi tersebut memiliki prinsip yang sama dalam menjalankan fungsi pokok maupun fungsinya yang lain, seperti memberikan contoh tingkah laku yang baik kepada masyarakatnya,
mengkoordinir serta menciptakan yang harmonis dalam berbagai kegiatan, fungsi pertahanan dan keamanan; meredakan konflik sosial maupun fisik dan dapat melindungi masyarakatnya terhadap sebagai bahaya dari luar.
Adanya perbedaan-perbedaan dalam masyarakat bagaimanapun juga menjadi tanggung jawab mereka untuk dapat bekerjasama lain di dalam tiap lembaga kehidupan masyarakat. Mungkin di dalam suatu masyarakat biasanya tindak-tanduk elite merupakan contoh, dan sangat mungkin seorang elite diharapkan dapat melakukan segala fungsi yang multi dimensi walaupun kadang-kadang hal itu sulit dilaksanakan.
MASSA
1) Istilah massa dipergunakan untuk menunjukkan suatu pengelompokkan
kolektif lain yang elementer dan spontan, yang dalam beberapa hal
menyerupai crowd, tapi yanag secara fundamental berbeda dengannya
dalam hal-hal yang lain.
Massa diwakili oleh orang-orang yang berperan serta dalam perilaku massal sepertinya mereka yang terbangkitkan minatnya oleh beberapa peristiwa nasional, mereka yang menyebar di berbagai tempat, mereka yang tertarik pada suatu peristiwa pembunuhan sebagai diberitakan dalam pers, atau mereka yang berperanserta dalam suatu migrasi dalam arti luas.
2) Hal-hal yang penting dalam massa
Terhadap beberapa hal yang penting sebagian ciri-ciri yang membedakan di dalam massa :
a) Keanggotaannya berasal dari semua lapisan masyarakat atau strata sosial, meliputi orang-orang dari berbagai posisi kelas yang berbeda, dari jabatan kecakapan, tingkat kemakamuran atau kebudayaan yang berbeda-beda.
b) Massa merupakan kelompok yang anonim, atau lebih tepat, tersusun dari individu-individu yang anonim.
c) Sedikit sekali interaksi atau bertukar pengalaman antara anggota-anggotanya. Secara fisik mereka biasanya terpisah satu sama lain serta anonim, tidak mempunyai kesempatan untuk menggerombol seperti yang biasa dilakukan oleh crowd.
d) Very loosely organized, serta tidak bisa bertindak secara bulat atau sebagai suatukesatuan seperti halnya/crowd.
..:::++STUDI KASUS++:::..
Ditandai dengan banyaknya tindak kekerasan yang terjadi terhadap kelompok agama minoritas di Indonesia. Pada 3 Januari, sekelompok orang yang menamakan dirinya Forum Komunikasi Umat Islam (FKUI) membakar Gereja HKBP (Huria Kristen Batak Protestan) Filadelfia di Bekasi, Jawa Barat. Di tempat lain, kelompok-kelompok seperti Forum Pembela Islam (FPI) dan Brigade Taliban, secara paksa menutup masjid dan pusat kegiatan Ahmadiyah.
Yang paling tampak jelas adalah di daerah-daerah pinggiran Jakarta di mana FPI memaksa pemerintah daerah—dengan disertai ancaman penyerangan atau gangguan ketertiban—untuk melaksanakan tafsir ajaran Islam yang konservatif. Penyerangan semacam ini betul-betul merusak tradisi toleransi yang sudah ada di kalangan komunitas antaragama di Indonesia sejak lama.
Yang paling tampak jelas adalah di daerah-daerah pinggiran Jakarta di mana FPI memaksa pemerintah daerah—dengan disertai ancaman penyerangan atau gangguan ketertiban—untuk melaksanakan tafsir ajaran Islam yang konservatif. Penyerangan semacam ini betul-betul merusak tradisi toleransi yang sudah ada di kalangan komunitas antaragama di Indonesia sejak lama.
Sekretaris Jenderal DPP Partisipasi Kristen Indonesia (Parkindo), kelompok yang berakar pada Partai Kristen Indonesia yang telah difusikan pada 1970-an, berpendapat bahwa ada tiga masalah fundamental yang menyebabkan meningkatnya kekerasan agama dan sektarian di Indonesia.
Pertama, kekerasan antaragama sering kali terkait erat dengan faktor-faktor politik. Beberapa kelompok menggunakan perbedaan agama dan etnis untuk meraih dukungan dalam pemilu daerah, mempengaruhi pemilih untuk memilih sesuai dengan agama dan etnis mereka.
Kedua, perpindahan penduduk dari desa ke kota menyebabkan semakin tingginya tingkat pengangguran di daerah perkotaan. Mereka yang dari daerah pedesaan umumnya tidak mendapatkan pendidikan yang cukup dan dengan demikian lebih sulit mendapatkan pekerjaan. Kesenjangan ekonomi dan kecemburuan sosial terhadap yang kaya mengarahkan kecenderungan warga ke kelompok-kelompok agama tertentu yang menawarkan bantuan ekonomi kepada yang miskin.
Sebagai balasannya tentu saja mereka yang ditolong didorong untuk mengikuti agenda sang pemberi, yang sering kali meminggirkan agama lain. Jadi, upaya untuk membangun komunitas antaragama yang rukun tidak hanya terbentur pada persoalan teologis tapi juga masalah sosial dan ekonomi.
Terakhir, sebagian orang masih memahami agama mereka secara eksklusif, sehingga mengklaim keyakinan lebih baik daripada keyakinan orang lain. Sikap semacam ini dapat mendorong terjadinya kekerasan antarkelompok, di mana sebagian pengikut sebuah agama menyerang pengikut yang lain karena mereka dianggap menyimpang dari Islam “yang sebenarnya”.
OPINI : menurut saya toleransi antara penduduk di indonesia sangat kurang sampai - sampai anda pertengkaran antara berbagai suka bangsa dan lebih nya antar agama, emmh sesgitu ja deh.. tkt di apa2in.. tentang politik sihh.. takut slah ngomong maaf yaa ^^